Membahas mengenai kesenian memang tidak akan ada habisnya. Kesenian yang secara awam sering diperlihatkan dalam lingkup ruang pamer, ternyata bisa hadir dalam praktik mutualisme menuju keterkaitan sosial.
Salah satu bentuk praktik mutualisme seni tersebut, bisa dijumpai pada project kesenian Panen Apa Hari Ini. Panen Apa Hari Ini adalah project kesenian kolektif antara seniman dan mahasiswa seni, produsen makanan, penggemar pertanian, atau siapa saja yang tertarik dengan masalah kedaulatan pangan dan resolusi berbasis masyarakat.
Dalam rangka Pameran Biennale Jogja yg bertajuk Titen, PARI berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani Mawar IV desa Ngentak, Pak Sadir, FAKK, dan Pers Mahasiswa. Dengan momentum tersebut, kolaborasi dalam project PARI ini membentuk sebuah simbiosis mutualisme yang menciptakan keretikatan sosial.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar IV desa Ngentak merupakan sebuah lembaga atau kelompok bermain beranggotakan wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian. KWT Mawar IV terbentuk belum lama ini di bulan Juni 2023 dengan bermacam latar belakang anggota seperti ibu rumah tangga, pekerja buruh, pedagang, hingga PNS yang aktif dalam kegiatan desa. Walau usianya yang masih muda, pantikan semangat untuk belajar teknik-teknik pertanian selalu diasah oleh seluruh anggota
“Untuk teknik penanaman, estetik seperti apa, dari tanahnya harus di apakan, pagarnya seperti apa, jadi dulu sebelum adanya kerjasama itu kita seadanya, mungkin karena terkendala dengan ide dan dana jadi kita seadanya” Terang Bu Dini.
Bu Dini selaku sekretaris KWT Mawar IV, Dalam praktik taninya KWT membentuk jadwal piket untuk rutin menyiram tanaman mereka, namun piket ini tidak berjalan dengan baik sehingga mereka hanya mengandalkan inisiatif dari warga yang senggang saja untuk menyiram setiap sorenya. Latar belakang pekerjaan mereka yang beragam menjadi sebab sehingga tidak sempat menjalankan piketnya dan lahan milik KWT pun terlihat masih kurang terawat seperti kekeringan, pagar yang seadanya dan tidak adanya tempat istirahat setelah bertani.
KWT Mawar IV sangat terbuka terhadap ide baru, hal ini menjadi alasan antusiasme warga RT IV desa Ngentak untuk bergabung dengan project Anang Saptoto dalam pameran Biennale Jogja ini.
“karna pendidikan warga desa kita ini sudah lumayan, jadi mungkin temen-temen dari mahasiswa yang ikut proyek ini ada ide tanam apa dan hasilnya mau diapakan bisa kita sharing – sharing ya, karna kita terbuka” ucap bu Martini.
Dalam pameran Biennale Jogja, wadah berkesenian Panen Apa Hari Ini (PARI) berkolaborasi dengan KWT Mawar IV membangun gazebo dilahan milik KWT yang gunanya sebagai tempat istirahat anggota KWT saat bertani. Lahan mereka juga diberi pagar yang lebih apik dari sebelumnya hanya jaring – jaring saja. Selain itu kelompok tani ini juga antusias dengan bertemunya komunitas baru yang harapannya dapat saling berbagi ilmu. Dari project PARI ini KWT Mawar IV dapat menjalankan program nya dengan terarah karena ini menjadi tujuan dari PARI sebagai penggerak massa aksi warga agar semangat bertani, bercocok tanam serta menyayangi lingkungannya.


(sumber : dokumen pribadi)
PARI Tidak hanya persoalan menanam dan panen, dalam program PARI ada kelas kolaborasi yang melahirkan Forum Arsitektur Kampung Kolaboratif. FAKK merupakan sekumpulan mahasiswa arsitektur yang menjadikan projek kolaborasi ini sebagai ajang untuk mengembangkan diri dan belajar bagaimana menerapkan praktik arsitek di masyarakat. FAKK berkolaborasi dalam project PARI sebagai bentuk ambisi menyingkirkan stigma masyarakat yang menilai arsitek itu mahal dan untuk berkolaborasi dengan arsitek itu sebuah hal yang susah dilakukan masyarakat kalangan menengah bawah. Dalam project ini FAKK berhasil mewujudkan visi mereka bahwa berkolaborasi dengan arsitek dapat dilakukan dengan hasil desain bagus dan material yang terbatas.
Anang menyatukan project ini dari kolaborasi yang saling menguntungkan dan tetap berfokus pada kelompok – kelompok tani dari berbagai desa. “Awalnya saya diajak sama temen saya bernama April yang dulunya adalah asisten dosen bu Tisna sebagai team desain pameran ini. Jumlah yang ikut dari kami ada 5 orang, 4 mahasiswa dan 1 dosen” ucap Okta salahsatu team desain dari FAKK. Proses desain dan eksekusi proyek sampai dengan 3 bulan lamanya dengan tenaga gotong royong dari KWT Mawar 4 serta warga desa Ngentak. Ada dua titik proyek dalam RT 4 desa Ngentak yaitu sejenis gazebo serta pagar disekitaran lahan dari KWT dan pak Sadir.
Anang menjalanan project bernama PARI di Desa Ngentak, Bangunjiwo dengan tujuan utamanya adalah membangun semangat warga dalam bercocok tanam dan menyayangi lingkungan melalui kelompok tani. Project ini diInterpretasikan Anang seperti menyewakan tukang, dilakukan bersama FAKK sebagai team desain kemudian dieksekusi bersama kelompok tani dan warga desa. Bahan yang digunakan diambil dari bahan yang terdekat di desa, adapun yang harus dibeli juga dana dari kelompok tani tersebut.
Anang mempublikasi website PARI pada Maret 2020 saat dimana isu pertanian banyak dibahas karena adanya covid yang mempengaruhi kualitas pangan warga Indonesia. Website PARI ini terfokus pada distribusi panen dan publikasi aktivitas pertanian dari berbagai KWT.
Sebagai project seni, Benefit yang PARI dapatkan lebih pada eksposur dimana impact secara langsung berada pada subjeknya yaitu kelompok tani. PARI membutuhkan eksposur atas apa yang sedang dilakukan sehingga PARI dapat dipelajari banyak orang dan membuka kolaborasi dengan pihak baru.
Penulis : Nurul A’mal Mustaqimah / PRESSISI 11
Editor: Hayatun Nufus