(7/09/2024) Institut Seni Indonesia Yogyakarta resmi menggelar acara wisuda tahun 2024 pada tanggal 7 hingga 8 September 2024 mendatang. Penyelenggaraan acara wisuda ini setiap tahunnya dikenal dengan menggandeng tradisi arak-arakan. Setiap jurusan, terutama dari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) membuat acara arak-arakan untuk merayakan kelulusan alumni dari jurusan/program studi mereka masing-masing.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sama halnya pada tahun-tahun kemarin, para mahasiswa dari Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Yogyakarta kembali dengan ramai dan meriah melakukan tradisi arak-arakan dengan sajian kostum dan pertunjukan yang eksentrik. Mereka menjemput kakak tingkat yang sudah lulus ke tempat wisuda, tepatnya di Gedung Laboratorium Seni dan membawanya kembali ke gedung jurusan/program studi masing-masing. Tercatat per hari ini, 7 September 2024, beberapa jurusan yang ikut meramaikan kegiatan arak-arakan ini antara lain Jurusan Etnomusikologi, Karawitan, Teater, serta Pedalangan. Dari kejauhan, saat tim liputan mengunjungi Gedung Fakultas Seni Pertunjukan untuk melihat latihan dan persiapan arak-arakan sebelum dimulai, masing-masing dari mereka memakai kostum dan properti sesuai konsep yang telah dibuat.
Saat melewati Gedung Jurusan Pedalangan dan mendekati para mahasiswa yang sedang bersiap dan mengoordinasikan satu sama lain, tim liputan berkesempatan menyapa Yoga, salah satu mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pedalangan dan meminta beberapa keterangan mengenai persiapan dan konsep arak-arakan ini.
“Arak-arakan ini dibuat sebagai tanda apresiasi kita kepada para kakak tingkat di Fakultas Seni Pertunjukan. Untuk konsep kali ini, kita mengambil konsep jatilan dan akan mengarak kakak-kakak dari Gedung Laboratorium Seni, dan membawanya kembali ke sini (Gedung Pedalangan),” jelas Yoga.
Yoga juga menambahkan bahwa persiapan sudah dimulai dari 2 bulan yang lalu dengan latihan sebanyak empat kali pertemuan, yang diikuti oleh mahasiswa baru angkatan 2024 juga angkatan 2023, serta dibimbing oleh para mahasiswa angkatan 2022 dan 2021. Sementara itu, terlihat para mahasiswa dari Jurusan Karawitan menggunakan kaos hitam senada dan memainkan alat-alat musik tradisional sembari berjalan menuju Gedung Laboratorium Seni, namun sayangnya tidak sempat tim liputan mintai keterangannya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Para mahasiswa yang terlibat arak-arakan dari Jurusan Etnomusikologi juga sempat kami mintai keterangannya tentang konsep dan rencana dari arak-arakan yang mereka buat. Salah satu anggota HMJ Etnomusikologi menjelaskan bahwasanya sebagian dari mereka mengenakan baju bertema pantai juga membawa spanduk, dan sebagian yang lainnya memainkan alat musik. Ia juga membocorkan jika di hari kedua wisuda nanti akan ada konsep yang lebih “kacau”.
Setelah tim liputan berbincang dengan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi tersebut, terdengar keramaian dari depan Gedung Jurusan Teater dengan teriakan yel-yel yang cukup mencuri perhatian. Lirik dari yel-yel tersebut kurang lebih berbunyi:
Joko Juki
Di kampus ISI
Penuh birahi
Mahasiswi
Target aksi
Mendengar yel-yel yang cukup menyita perhatian itu, tim liputan segera menghampiri para mahasiswa dari jurusan tersebut yang sedang berlatih untuk meneriakan yel-yel. Salah satu mahasiswa yang berkenan kami mintai keterangan memaparkan jawabannya.
“Sebenarnya ini sudah terpendam lama, sebelum di-up memang kami sudah tahu. Kenapa? Karena kami geram, dan di-up pertama juga oleh media bahwa pelaku kekerasan seksual ini adalah dosen dari teater. Kami juga sudah mengomunikasikan terkait yel-yel ini kepada dosen jurusan. Besok, semua jurusan akan angkat bicara,” pintanya dengan tegas dan bersemangat.
Mahasiswa yang kami wawancarai tersebut menegaskan bahwa alasan mereka memberanikan diri melakukan aksi di dalam arak-arakan wisuda ini adalah sebagai momentum agar lebih terdengarnya suara korban serta sebagai bentuk keberpihakan terhadap para mahasiswa yang membela korban untuk melawan kasus ini. Ia berharap pihak institut bisa memberi sanksi yang tegas kepada pelaku pelecehan dan kekerasan seksual di dalam kampus, sehingga ISI Yogyakarta bisa menjadi tempat yang aman kembali untuk para mahasiswanya.
“Agar aksi ini tetap aman, kami melakukan aksi ini lewat semiotika-semiotika, agar tidak terlalu frontal,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa besok di hari kedua wisuda, 8 September 2024, mereka akan kembali melakukan aksi dengan mengangkat isu yang sama dengan konsep berbeda.
Belakangan ini, seluruh warga ISI Yogyakarta tentunya tahu bahwa kasus kekerasan seksual ini memang sedang marak diperbincangkan, dipantik oleh Mojok.co yang menjadi salah satu media pertama yang mengangkat persoalan kasus ini ke platform mereka. Beberapa media yang ikut membantu menyebarluaskan kasus ini, mulai dari Instagram @isiyk_speakup, @isi.bergerak, @isi.sewonposting dan Instagram resmi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pressisi juga terlibat untuk angkat suara dalam merespon kasus kekerasan seksual yang sedang terjadi di lingkup kampus ISI Yogyakarta.
Penulis: Lala Malika – TKS 2023 / Pressisi 12
Fotografer: Rahmi Listiana – DKV 2022 / Pressisi 11
Editor: Maria Santissima – Desain Produk 2022 / Pressisi 11