Menyelaraskan dengan tema besar Biennale Jogja untuk sepuluh tahun ke depan yaitu “Trans-lokalitas & Trans-historisitas”, tahun ini Yayasan Biennale Yogyakarta kembali menyelenggarakan kegiatan Asana Bina Seni 2024 dengan mengusung tema “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi”. Penyelenggaraan kegiatan yang berlokasi di desa ini guna menyerasikan dengan visi misi yayasan yang mana lebih mengedepankan kerja sama warga di ruang desa dan kawasan pinggiran.
Kegiatan tahunan Biennale Jogja ini telah rampung diselenggarakan pada tanggal 20-30 Agustus 2024 yang lalu, bertempat di Padukuhan Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta. “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi” ini menjadi agenda presentasi karya seniman dan kurator Asana Bina Seni sebagai bagian dari warga Padukuhan Sawit, Panggungharjo. Kegiatan ini didasari oleh semangat mencapai tujuan yang sama antara warga Sawit dengan Yayasan Biennale Yogyakarta yaitu perawatan dan pelestarian lingkungan setempat.
Tahun ini, para seniman ditantang untuk menemukan metode presentasinya sendiri dan tidak harus berupa karya jadi namun bisa juga berupa karya on-progress. Para peserta program Asana Bina Seni 2024 akan meramu ide dan gagasan mereka setelah melalui rangkaian kelas dan inkubasi yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juli 2024 yang lalu. Adapun materi yang diberikan berkisar pada tema estetika dan potensi desa, pemetaan sosial, wawasan gender dan ekologi serta kesadaran inisiatif pengarsipan. Harapannya dengan terselenggaranya kegiatan ini, para seniman dan warga secara bersama dapat membangun imajinasi bersama tentang ruang hidup yang lebih adil dan masa depan bumi untuk generasi selanjutnya.
Adapun perbedaan dari format presentasi tahun sebelumnya adalah tantangan baru untuk peserta Asana Bina Seni keluar dari ruang kubus putih dan menjadi bagian dari kehidupan di desa. Desa dimaknai tidak hanya sebagai tempat tetapi juga meliputi budaya yang terekam dalam kehidupan warganya. Praktik kesenian tak lagi eksklusif tanpa misi sosial, tapi berperan aktif merawat kehidupan dan pengetahuan dari tetangga terdekat.
Pameran Asana Bina Seni dengan tema “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi” ini telah rampung diselenggarakan di 5 RT di Padukuhan Sawit, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Partisipan Asana Bina Seni 2024 terdiri dari seniman dan penulis/kurator yang terpilih melalui panggilan terbuka serta undangan. Terdapat 12 seniman individu yaitu Andhika Pratama, Bangkit Sholahudin, Budhi N. D. Darmawan, Dani S. Budiman, Devi Nur Safitri, Jenita Hilapok, Ma’rifatul Latifah, M. Shodiq, Noni Rinjani, Risang Panji Kumoro, Ripase Nostanta Purba dan Sekararum Winihastuti; 3 seniman kolektif yaitu Kolektif Matrahita, Kolektif Arungkala, dan Kolektif Wimhano; 4 penulis/kurator yaitu Aprilia Ariesty Wibowo, Ragil Cahya Maulana, Ripase Nostanta Purba, Theresia Alit; serta 2 pencatat proses yaitu Ignatius Suluh Putra dan M. Hilmi Reyhan.
Melalui “Golong Gilig Sawit: Gayeng Ngrumat Bumi”, Asana Bina Seni tahun 2024 berhasil menghadirkan serangkaian agenda publik yang benar-benar membersamai masyarakat secara lebih dekat. Kegiatan ini tentunya tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa didasari oleh semangat mencapai tujuan yang sama antara warga Padukuhan Sawit, Panggungharjo dengan Yayasan Biennale Yogyakarta yaitu perawatan dan pelestarian lingkungan setempat. Berbagai kegiatan kolaboratif telah terselenggara bersama para warga Sawit, kurator, seniman, serta khalayak umum, antara lain tur kuratorial, lokakarya, pentas seni, bazar, pertunjukan seni, jalan sehat, diskusi publik, dan beragam kegiatan menarik lainnya.
Teks Oleh: Maria Santissima Trindade Borromeu / Pressisi 11