Bercengkrama Dalam Seni Melalui Nandur Srawung #10

“Inklusi, Rekreasi, Edukasi Inovasi, dan Kolaborasi”, kembali menjadi visi misi yang cemerlang untuk menyambut genapnya usia Nandur Srawung yang ke-10. Perjalanan seni yang terukir dengan semangat eksplorasi guna menyongsong tujuan ‘tuk menjadi muara titik temu seni rupa Indonesia dan dunia.

Nandur Srawung merupakan acara seni rupa tahunan yang diadakan oleh Taman Budaya Yogyakarta. Kegiatan pameran seni dan budaya ini pada mulanya merupakan pameran seni rupa yang bernama Rupa-Rupa Seni Rupa (2014). Seiring dengan berjalannya waktu acara ini pun tak lagi hanya mencakup pameran karya seni rupa saja, tetapi juga kegiatan lainnya seperti bursa seni (merchandise), tur kuratorial, lokakarya, seminar, residensi seni dan wicara seni. Nandur Srawung sendiri dapat dimaknai sebagai wadah bagi masyarakat seniman Yogyakarta untuk bergaul dan saling berinteraksi (srawung) dengan seniman lainnya. 

Pameran Nandur Srawung #10 kembali dikuratori oleh Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, Rain Rosidi, dan Sudjud Dartanto. Peserta pameran Nandur Srawung tahun ini berasal dari seluruh Indonesia dan mancanegara dengan jumlah total 370 peserta (termasuk per-orangan dan kelompok). Terdapat beberapa kriteria karya yang menjadi peserta dalam pameran Nandur Srawung #10 diantaranya adalah metode artistik yang digunakan dalam pembuatan karya, literasi, serta kesesuaian dengan tema Nandur Srawung #10 yaitu “Habitat: Loka Carita”, dll.

Memasuki tahun penyelenggaraannya yang ke-sepuluh, Nandur Srawung mengusung tema “Habitat: Loka Cerita”. Habitat merupakan tempat hidup suatu organisme beserta populasinya. Lalu, Loka merupakan tempat atau lokasi dalam kebudayaan atau masyarakat tertentu. Selanjutnya, Carita merupakan salah satu bentuk sastra lisan tradisional Indonesia yang berasal dari masyarakat Jawa dimana kata ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti cerita atau kisah. Tema ini diambil sebagai bentuk peninjauan ulang bagaimana cerita atau kelokalan yang ada di masyarakat dapat divisualisasikan dan diceritakan kembali melalui pendekatan artistik. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pameran Nandur Srawung #10 dibagi menjadi 6 bagian yang masing-masing bagiannya menyajikan karya seni dan hubungannya dengan tema-tema mengenai kemanusiaan; aktivisme, ekologi atau lingkungan, identitas dan inklusivitas, literasi, spiritualitas, dan teknologi. Selain itu, terdapat beberapa rangkaian program pra-acara yaitu Nandur Gawe dan Srawung Sinau, dilanjutkan dengan rangkaian acara inti dengan satu dan tujuan yang sama yaitu guna melestarikan ekosistem seni yang berkelanjutan. 

Sebagai bentuk perayaan satu dekade Nandur Srawung, pameran ini memulai rangkaian pra-acara dengan kegiatan Nandur Gawe: Residensi Seni di Situs Lokal D.I. Yogyakarta. Kegiatan ini memaparkan tentang bagaimana pengerjaan karya melalui metode riset dan residensi seni di situs lokal melalui kerja sama dengan para ahli dan narasumber lokal. Diikuti oleh 10 partisipan baik lokal maupun internasiona. Kegiatan ini dilaksanakan di 5 titik situs di Daerah Istimewa Yogyakarta di antaranya; Kota Yogyakarta: Kampung Ketandan, Kabupaten Sleman: Pesanggrahan Ambarukmo, Kabupaten Gunungkidul: Pohon Resan, Kabupaten Bantul: Makam Seniman Giri Sapto dan Kabupaten Kulonprogo: Cagar Budaya Bulurejo.

Program pra-acara yang tak kalah menarik juga disuguhkan oleh Nandur Srawung melalui kelas Srawung Sinau: Lokakarya bersama Praktisi. Kegiatan workshop ini berkolaborasi dengan para praktisi ahli yang sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori kelas, yaitu Rancang Bangun Pameran Seni (Exhibition Designer) oleh Zulfian Amrullah, Penangan Seni (Art Handler) oleh Soga Studio, dan Penulisan Proposal Pameran Seni (Art Proposal Writing and Development) oleh Irene Agrivina. Penyelenggaraan acara seni ini diharapkan memberi kontribusi bagi keberlangsungan ekosistem seni.

Setelah lengkap sudah kegiatan pra-acara yang ditampilkan dengan begitu ciamik, Nandur Srawung kembali menyelenggarakan rangkaian program yang akan menemani perjalanan pameran dalam sepekan ke depan. Diawali dengan kegiatan Media Gathering dan Presscon yang diadakan pada tanggal 14 Agustus 2023, VIP Preview dan Pembukaan Pameran yang berlangsung di tanggal 15 Agustus 2023, Lifetime Achievement Award yang kemudian diikuti dengan Young Rising Artist Award. Dalam jangka waktu 10 Juli – 31 Juli 2023, diadakan juga Program Residensi Seni yang dilaksanakan di 5 situs berbeda di D.I. Yogyakarta, kemudian disusul dengan kegiatan Srawung Moro yaitu kunjungan ke situs residensi pada tanggal 18, 19, 25, dan 26 Agustus 2023.

Tak kalah menarik, Nandur Srawung juga menghadirkan Bursa Seni yang diharapkan dapat menjadi sarana apresiasi bagi masyarakat dan penikmat seni dengan adanya spot khusus merchandise ini, kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 – 28 Agustus mendatang bersamaan dengan pelaksanaan Aktiviasi Karya Seniman dan NS X Lab. Selanjutnya di tanggal 22 Agustus 2023, para kurator NS X juga turut mempresentasikan gagasan mereka dalam Performance Lecture, kegiatan ini menjadi sarana untuk memberi kesempatan pada para penampil dalam mengemukakan gagasan mereka dengan cara tertentu. 

Pameran dan perayaan satu dekade Nandur Srawung akan dibuka secara resmi bagi publik pada tanggal 15 Agustus 2023  pukul 19.00 WIB di Taman Budaya Yogyakarta dan diresmikan oleh Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada acara pembukaan ini, akan diumumkan penerima penghargaan Lifetime Achievement Award kepada tokoh yang telah berjasa dan berkontribusi  kepada seni rupa di D. I. Yogyakarta dan Indonesia, juga Young Rising Award kepada seniman partisipan muda berbakat berusia 18 s/d 35 tahun yang berpartisipasi melalui program open call (peserta pameran). Pameran akan berlangsung dari tanggal 15 s/d 28 Agustus 2023 di galeri Taman Budaya Yogyakarta dan terbuka untuk umum (gratis), setiap hari pukul 11.00 s/d 21.00 WIB. 

Maria Santissima dan Nur Aisyah Deviyanti/Pressisi 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.