Kepahlawanan Menurut Industri Film Superhero adalah Eskapisme dan Narsisme

Yatim, di-bully, lalu terinspirasi menjadi pahlawan. Demikianlah kesamaan pola plot dari hampir semua film superhero yang kita tonton selama ini. Pola ini memiliki paralel yang cukup relevan dengan alam bawah sadar kita ketika menyadari kehidupan tidak selancar yang kita inginkan. Tidak jarang bila kemudian kita membayangkan diri menjadi sosok yang sukses, dikagumi, atau tinggi di

“HEADLESS WOMEN OF HOLLYWOOD”:

Pameran Arsip Ciamik Persembahan Sinema Justice Warrior Berawal dari satu karsa dan tujuan yang sama, bersama wujudkan mahakarya pameran yang rancak nan elegan. Sinema Justice Warrior.  Sebuah kelompok kerja mahasiswa yang dibentuk sebagai penyelenggara sebuah pameran arsip yang merupakan plesetan dari Social Justice Warrior. Pameran arsip sinema yang menguak dinamika kritis ini merupakan bagian dari

Teater Senthir Sukses Menggelar Pementasan Teater Jakarta 1998

Teater Senthir telah sukses menggelar pementasan naskah drama Jakarta 1998 karya Agus Ley-Loor pada tanggal 25 September 2022 di Auditorium Teater Rendra Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Pementasan teater yang mengangkat isu kehidupan masyarakat pinggiran Kota Jakarta tahun 1998 ini berdurasi 60 menit dan berhasil menghipnotis ratusan penonton. Pementasan teater Jakarta 1998 merupakan pementasan perdana mahasiswa

“Review Buku Kuratorial Hulu Hilir Ekosistem Seni”

  Judul Buku      : Kuratorial Hulu Hilir Ekosistem Seni Penulis             : Suwarno Wisetrotomo Penerbit           : Penerbit Nyala Tahun Terbit   : 2020 Cetakan           : Pertama Tebal Buku     : 116 halaman ISBN               : 978-623-92562-5-8 Buku ini merupakan karya dari Suwarno Wisetrotomo, seorang kurator seni yang lahir pada tahun 1962 di Kulon Progo. Menyelesaikan pendidikan seni rupa di

Kim hwan-ki : Do the lines I draw go beyond the limit of the sky?

Nyaris tak dikenal sepanjang hidup dan mati tragis, kim hwan ki merupakan salah satu dari seniman yang memajukan seni abstrak di Korea. Gaya hidupnya yang peripatetik, membuatnya sering berpindah tempat tinggal. Mulai dari tanah airnya, lalu ke Jepang, ke Prancis dan akhirnya ke Amerika. Hal itu pula yang mencerminkan usahanya dalam mengembangkan dan mengekspresikan gaya

Menggali potensi anak sejak dini dari sudut pandang seni.

Keterampilan atau biasanya sering disebut bakat dan bisa juga disebut kelebihan, merupakan suatu anugerah bagi kita yang bersungguh-sungguh, banyak di luar sana yang berlomba-lomba agar bisa menguasai sesuatu kelebihan atau keterampilan tersebut, entah itu keterampilan olahraga, kesenian, maupun keterampilan komunikasi. Sama halnya dengan kita yang bergulat di salah satu keahlian yaitu di kampus seni, dan

Clavier Virtual Welcome Concert #2 : Konser Penyambutan Calon Anggota Clavier 2021

Pandemi covid-19 yang telah melanda selama satu tahun lebih tidak menyurutkan semangat para pelaku seni pertunjukan untuk menyalurkan kreativitasnya melalui sebuah konser. Dengan adanya kemajuan teknologi, kita bisa membuat konser dalam bentuk virtual/daring sehingga tidak mengundang kerumunan masal karena dapat ditonton di rumah penonton masing-masing. Meskipun diperlukan berbagai penyesuaian untuk membuat konser virtual, hal ini

Mengenang Kembali Sosok Djaduk Ferianto Melalui Rumah yang Menjadi Ciri Khas Keunikannya.

Sudah hampir menginjak dua tahun sejak kepulangan salah satu seniman, musisi, sekaligus aktor Indonesia, Gregorius Djaduk Ferianto. Djaduk Ferianto, sebagaimana ia biasa dipanggil, lahir 19 Juli 1964 di Yogyakarta. Beliau merupakan anak dari seniman Bagong Kussudiardja sekaligus adik kandung dari Butet Kertaradjasa. Selepas SMA, Djaduk mengambil jurusan Seni Rupa dan Desain di Institut Seni Indonesia

Pentas Virtual “Ngalaras Rasa” Mahasiswa Etnomusikologi Angkatan 2019

Konser virtual yang berjudul “Ngalaras Rasa” sukses digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Institut Seni Indonesia Yogyakarta  pada tanggal 11 Agustus 2021 di akun youtube resmi HMJ Etnomusikologi ISI  Yogya serta konser ini diselenggarakan oleh jurusan etnomusikologi angkatan 2019. Judul yang mereka ambil yaitu “Ngalaras Rasa”, nama ini mereka cetuskan berdasarkan diskusi antar mahasiswa etnomusikologi