Kemeriahan Pameran Kriya dan Desain Mode Kriya Batik

Banyak mahasiswa yang masih bertanya, “Pameran perdana itu apa. ya? Perda itu tujuannya buat apa?”. Kegiatan tahunan program studi yang ada di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia, pameran perdana angkatan, merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas. Biasanya pameran diselenggarakan sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasan yang berupa karya seni, budaya, pendidikan, dan produk tertentu. Salah satu yang menarik perhatian yaitu pameran perdana  yang diselenggarakan oleh jurusan Kriya dan Desain Mode Kriya Batik angkatan 2022.

Salah satu karya yang ditampilkan pada pameran.

Pada tahun ini, jurusan Kriya dan Desain Mode Kriya Batik (DMKB) angkatan 2022 memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk memperlihatkan karya terbaiknya. Selama hampir enam bulan mereka memulai rapat untuk membahas tema dan jalannya pameran ini, akhirnya mereka menentukan nama untuk pameran perdana yaitu Miwiti Lampah. Kata miwiti diambil dari bahasa Jawa yang artinya memulai, dan lampah yang berarti berjalan. Maka jika disatukan memiliki arti mengawali perjalanan, mengawali suatu proses perjalanan dalam berbagai hal, terutama memulai berkarya sebagai mahasiswa jurusan Kriya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pada hari opening pameran, masyarakat antusias untuk melihat acara pembukaan. Selain mahasiswa Fakultas Seni Rupa, mahasiswa dari dua fakultas lain yaitu  Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Media Rekam turut hadir untuk melihat kemeriahan acara ini. Acara diawali dengan ucapan syukur yang dipimpin oleh MC, lalu dilanjutkan dengan berdoa dan kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Disambut dengan kata pembuka dari Kaprodi Kriya, Ibu Dr. Alvi Lufiani, S.Sn., M.Fa., serta penanggung jawab, Bapak Yonata Buyung Mahendra, M.Sn. Ada beberapa pertunjukan yang dapat disaksikan oleh masyarakat yaitu berupa pertunjukan tari klasik Sekar Pudyastuti Jugag, Wisma Coustic, dan Niti Laku.

Kemeriahan kembali datang saat MC memberitahukan bahwa akan diadakan fashion show, dimana para model berjalan sambil berpakaian dengan baju yang telah dirancang oleh mahasiswa Desain Mode Kriya Batik. Penonton yang datang terpukau dengan hasil karya yang dibawakan oleh model. Sesudah acara pembuka selesai, masyarakat dapat melihat karya-karya yang telah ditata dan dipersiapkan dengan matang dan tersusun indah sesuai pada tempatnya. Tidak kalah indahnya dan uniknya dari mahasiswa DMKB, karya kayu, logam, kulit, dan keramik juga menambah nilai keberagaman dalam pameran ini. 

Pada lantai pertama galeri dipenuhi oleh karya dari minat umum DMKB, tekstil, dan kayu. Pada lantai kedua dipenuhi dari minat umum logam, tekstil, DMKB, keramik, dan kulit. Semua disusun dengan sangat rapi dan membuat para pengunjung tidak merasa bosan saat melihat karya-karya yang ditampilkan. Pada salah satu manekin karya mahasiswa DMKB, para pengunjung bisa berinteraksi dengan karya tersebut dengan membuat kostum dan menempelkan kain perca yang sudah disiapkan, yaitu karya Daffyzalea. Karya interaktif yang membolehkan pengunjung berpartisipasi dalam menyusun kain perca sesuai kreatifitas mereka.

“Aku bikin biar semua orang ngerasain rasanya berkarya, untuk sebagian orang mungkin itu pertama kali dia berkarya terutama di pakaian, aku dapet ide dari judul perda itu sendiri yaitu miwiti lampah. Alasan lainnya, aku abis denger penjelasan dari orang mengenai sampah tekstil itu termasuk jenis sampah terbanyak, yang disumbangkan terutama dari fast fashion, tapi kebetulan yang terjangkau di aku adalah kain kain sisa yang awalnya hanya jadi sampah bisa aku ubah, setidaknya untuk experience orang orang yang datang, berkarya, dan melihat karyanya yang dipamerkan melalui karyaku” – Daffyzalea, Desain Mode Kriya Batik angkatan 2022.

Pada hari kedua pameran, Kamis (26/01/2024), mahasiswa Kriya dan DMKB mengadakan workshop eco-print yang mendapatkan banyak peminat. Di hari ketiga yaitu hari terakhir pameran, terdapat closing party yang diramaikan dengan penampilan dari band-band yaitu Total Karaoke, Gubuk Derita, Naja, Condoom, Heshyo, The Cluts, Sandekala, dan The Fool Boots. Penampilan band ini dilaksanakan di depan galeri R. J. Katamsi. Walaupun hujan membasahi area galeri tetapi tidak menghentikan antusias mahasiswa Kriya dan Desain Mode Batik sebagai penyelenggara dan para pengunjung yang datang untuk menikmati pameran sekaligus penampilan band-band sebagai penutup rangkaian acara. 

Kondisi penutupan pameran yang diadakan di depan gedung R.J Katamsi

“Kesannya capek sih, meskipun kita anak kriya dan DMKB masih dalam perjalanan mengakrabkan satu sama lain, tapi untungnya bisa terlaksana  juga perda ini. Pesan buat perda tahun depan, pokoknya pede aja dalam berkarya, ga usah minder terus jadinya malah tidak kirim karya. Tidak boleh gitu! Perda itu tempat yang pas buat seniman-seniman yang belum pernah mengikuti atau memamerkan karyanya, anggap saja ini seperti batu loncatan. Yang paling penting kalian seangkatan harus solid satu sama lain walaupun padahal negatif tapi usahakan tetap bisa bekerja sama hingga pameran sukses diselenggarakan” -Fenty, Desain Mode Kriya Batik angkatan 2022; panitia di acara Pameran Perdana Miwiti Lampah.

Teks Oleh: Kezia Elizabeth /PRESSISI 12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.