Keunikan Latar dan Sinematografi Film Midsommar

Setelah sukses dengan film pertamanya, yaitu Hereditary, Ari Aster menghadirkan film horor terbarunya yang mengambil background perkampungan di desa terpencil di Swedia. Midsommar merupakan film kedua garapan sutradara Ari Aster yang dirilis pada bulan Juli 2019 di Amerika dan mulai tayang di bioskop Indonesia pada bulan September 2019 lalu. Film ini menampilkan sinematografi dari Pawel Pogorzelski yang juga menggarap film pertama Aster yaitu Hereditary. Selain menjadi sutradara, Ari Aster juga menjadi penulis cerita dan skrip dari film garapannya ini, sehingga cerita dan kesan dari film ini dapat tersampaikan dengan baik kepada para penonton. Film ini mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang berasal dari Amerika yang diperankan oleh Florence Pugh, Jack Reynor, Will Poulter, Vilhelm Blomgren, dan William Jackson Harper yang pergi berlibur mengunjungi festival pagan di Swedia, tetapi hal yang tidak terduga terjadi yang mengakibatkan mereka terjebak dalam ritual aneh yang berbahaya.

 

Belum ada keanehan yang muncul di awal film ini, namun keanehan mulai muncul saat hari suci festival tersebut tiba. Apalagi setelah diketahui bahwa para penduduk desa tersebut merupakan anggota dari sebuah komunitas kultus tertentu. Saking aneh dan seramnya, film ini membuat penontonnya terus terbayang akan adegan-adegan aneh dan disturbing yang membekas dalam ingatan. Film ini menampilkan beberapa adegan yang cukup aneh dan penuh dengan tanda tanya, mulai dari ritual-ritual berdarah dan berbahaya, perubahan sikap dari para tokoh yang awalnya ramah berubah menjadi misterius, hingga digelarnya tari-tarian yang dilakukan sambil menyanyikan lagu folk. Masing-masing penarinya mengenakan kostum yang didominasi warna putih serta tidak ketinggalan mahkota bunga di kepala. Orang-orang menari mengelilingi maypole, yaitu tiang tinggi yang dihiasi dengan rangkaian bunga dan dedaunan.

Penduduk desa yang menari mengelilingi maypole dengan menggunakan baju berwarna dominan putih dan mahkota bunga. Sumber: Pinterest

Disamping ceritanya yang menyeramkan dan aneh, penonton film ini dimanjakan dengan sajian keindahan lokasi pengambilan film yang menghadirkan pemandangan indah yang berpadu dengan teriknya sinar matahari pada siang hari. Sebagian besar latar yang dihadirkan Midsommar adalah keindahan festival desa di Swedia pada siang hari. Sebab, film ini terinspirasi dari perayaan festival pertengahan musim panas di Swedia tersebut. Sebenarnya Midsommar ini menggambil lokasi shooting di Budapest, Hungaria walaupun menceritakan festival di Swedia. Dalam ceritanya, desa terpencil yang dijadikan lokasi pengambilan gambar film Midsommar tersebut mempunyai rentang waktu siang yang sangat panjang dibandingkan pada malam hari, hal tersebut juga yang membuat film ini sebagian besar mengambil waktu shooting pada siang hari saat matahari sedang terik-teriknya. Hal itulah yang membuat Film Midsommar memiliki konsep unik dan jauh berbeda dengan konsep film horor pada umumnya yang biasa mengambil set waktu pada malam hari.

Tempat pengambilan gambar dan adegan di Film Misommar tepatnya di Budapest, Hungaria. Sumber: Pinterest

Lokasi film ini benar-benar indah dengan hamparan rumput hijau di setiap bagiannya yang luas dan langit biru yang cerah dengan aneka bunga warna-warni yang bermekaran, yang tentunya jauh berbeda dari kesan horor. Interior dan hiasan pada setiap bangunannya juga terlihat indah sekaligus misterius dengan hiasan berupa gambar dan simbol-simbol aneh yang ada pada setiap sudut bangunannya. Penghuni desa setempat terlihat menggunakan baju berwarna dominan putih dan memakai hiasan berupa mahkota yang terbuat dari rangkaian bunga. Tentunya pakaian dan hiasan yang digunakan tersebut berhubungan dengan kepercayaan masyarakat religius itu sendiri yang selalu beribadah di bangunan suci yang memiliki banyak simbol kuno di berbagai sisi bangunannya.

Dua foto di atas adalah bangunan yang terdapat simbol-simbol berupa gambar yang aneh dan misterius. Sumber: Pinterest

Aster sengaja melakukan kebalikan dari paradigma film horor kebanyakan. Film ini berani melawan kepercayaan yang ada dari kebanyakan film horor lainnya dengan menampilkan adegan-adegan film yang paling dinantikan dengan gagasan horor yang dilakukan pada siang hari. Horor di siang hari menambah nilai seram dalam film semakin terlihat nyata karena dipadukan dengan cahaya sinar matahari yang menerangi setiap sudut pengambilan gambar. Latar belakang sinar matahari yang terik di daerah tersebut membuat teror dalam film ini terlihat dengan jelas. Melalui pengambilan adegan menegangkan di Midsommar pada siang hari, Aster mengubur paradigma film horor yang biasa diperagakan dalam keadaan minim cahaya atau pada malam hari. Seperti yang telah diketahui bahwa film-film horor cenderung atau banyak melakukan adegan pada malam hari saat cahaya sangat minim dengan maksud menambah keangkeran dan kemistisan dari film horor tersebut. Secara tidak langsung penonton digiring menuju opini bahwa mereka hanya perlu takut saat adegan film terjadi pada malam hari, tetapi tidak perlu takut selama adegan dilakukan pada siang hari, dimana cahaya menerangi setiap sudut pengambilan gambar. Dr. Murphy dari Trinity College Dublin mengatakan ”Jika anda sendirian dirumah tua yang gelap anda selalu dapat menemukan setidaknya beberapa tempat perlindungan dalam cahaya lilin yang nyaman atau lampu listrik, tetapi tidak ada jalan keluar seperti ketika horor menyerang pada siang hari yang cerah.” terlebih lagi ketika hal-hal buruk terjadi pada siang hari, yang ada hanya rasa salah yang lebih mendalam.

Hal inilah yang membuat Midsommar menjadi salah satu film horor yang unik dan relatif lebih menyeramkan dari film horor lainnya. Beberapa orang berkata bahwa trik pencahayaan saat cerah pada siang hari seperti ini justru menambah tingkat keseraman dari film yang disutradarai oleh Ari Aster tersebut. Dimana setiap adegan film horror tervisualisasikan dengan baik, lebih jelas serta terperinci dengan menggaplikasikan set tata cahaya yang mendukung.

 

Teks : Linda Triyuana / Anggota Magang / Pressisi angkatan 10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.