Libatkan Seniman, Perayaan Hut ke-80 Sri Sultan Hamengku Buwono X Gelar Pameran Seni Rupa

Pameran seni rupa “Hamengku, Hamangku, Hamengkoni” merupakan salah satu agenda yang
diadakan dalam rangka merayakan hari lahir Sri Sultan Hamengku Bawono yang sudah memasuki usia ke 80. Pembukaan pameran pada Senin lalu (11/12/2023) dihadiri oleh Sri Sultan sekaligus memberi sambutan dan membuka secara resmi pameran ini. Sebanyak 40 perupa dilibatkan untuk ikut menjadi bagian dari perayaan acara ini dengan menampilkan karya- karya nya. Bertempat di Gedung Jogja Gallery, masyarakat sudah bisa menyaksikan pameran ini dari 11 Desember dan baru saja berakhir hari ini pada 26 Desember 2023.

suasana pameran di dalam gedung Jogja Gallery

Melalui Pameran ini, Suwarno Wisetrotomo selaku kurator menuturkan bahwa pengambilan tema “Hamengku, Hamangku, Hamengkoni“ ternyata memiliki makna tersendiri. Dengan mengusung tema ini, sang kurator menjelaskan makna yang terkandung didalamnya adalah berisikan kewajiban-kewajiban Sri Sultan untuk Yogyakarta dan tentunya seluruh lapisan masyarakat. Sejumlah 40 perupa diikut sertakan dalam perayaan Hut ke-80 ini diharapkan dapat menjadi tempat refleksi sang seniman dan cara mereka memaknai hari lahir Sri Sultan dalam berbagai konteks kehidupan.

Dari berbagai karya yang ditampilkan, salah satu karya yang menarik dari pameran ini adalah karya dari seniman Subandi Giyanto. Dalam karya kali ini, ditampilkannya 2 panel yang masing- masing panel nya berisikan 30 karya tentang wayang- wayang dengan detail yang cukup banyak. Dibutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan 60 buah karya tersebut. Dari tema pameran ini yang memberi kesan masih kental akan nilai tradisional nya, karya ini menunjukkan nilai tersebut dengan visual wayang beserta ornamen-ornamennya.

Salah satu karya oleh Subandi Giyanto


Selain Subandi, beberapa seniman ternama lainnya juga hadir dengan konsep yang tak kalah keren dan membawa ciri khas karyanya masing-masing. Seperti Butet Kartaradjasa yang mana beliau juga masih ada trah darah dengan Sultan Keraton Ngayogyakarta, turut serta dengan menyumbangkan karya berjudul “Masih Ada Ancaman”. Tentunya setiap karya memiliki interpretasi nya masing-masing atau dengan kata lain setiap orang bebas mengartikan karya tersebut dengan pemikirannya sendiri. Namun Butet memiliki sudut pandang pada karya ini yaitu Nusantara masih ada yang mengancam. Diadakannya pameran ini juga secara tidak langsung menjadi tempat berkumpulnya para seniman lintas generasi serta mengajak masyarakat untuk bisa merenungkan kembali arti sebenarnya dari budaya indonesia, kesejahteraan, kerukunan, dan teladan.

Teks Oleh : Ailsa Hanifa/ PRESSISI 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.