Menerka Kisah Orang-Orang “Biasa” lewat Karya Andrea Hirata

Pernahkah kalian sesekali membayangkan, seperti apa kehidupan orang-orang di sekitar kita?

Setiap hari kita disuguhkan oleh kehidupan orang-orang yang penuh glamor. Sosial media rasanya sudah berhasil membawa kita ke sebuah “realita semu” yang mana membuat semua orang berpikir bahwa standar bahagia seseorang itu dari material. Kita terlalu sering mendongakkan kepala ke atas, jarang atau bahkan mungkin hampir tidak pernah kita melihat apa yang ada di bawah sana. 

Sebut saja Andrea Hirata, salah satu penulis novel yang senang sekali mengangkat isu-isu sosial melalui karya imajinatif dengan pesan moral yang dalam. Novel garapannya, “Laskar Pelangi”, siapa yang tidak tahu? Laskar Pelangi menjadi novel terlaris sepanjang masa yang pernah ditulis oleh beliau dan sukses ditayangkan menjadi film layar lebar beberapa tahun yang lalu.

Di antara banyaknya karya beliau, ada salah satu judul yang cukup menarik perhatian dan rasa penasaran, yaitu “Orang-Orang Biasa”. Novel ini terdiri dari beberapa cerita orang-orang yang hidup dalam keterbatasan. Walaupun kisah yang dibuat hanya imajinatif, namun dari karya beliau satu ini kita bisa sedikit merasakan keterpurukan, keputusasaan orang-orang yang kurang beruntung. Pengorbanan dan perjuangan orang-orang “biasa” ini ditunjukkan dengan berbagai macam permasalahan yang cukup relate dengan kenyataan.

Ada satu tokoh yang cukup melekat dan fenomenal, namanya Aini. Ia adalah gadis yang lahir di tengah keadaan yang bisa dibilang cukup miris. Sebetulnya Aini hanyalah anak sulung yang hidup dengan penuh mimpi dan ambisi, namun harus menghadapi kenyataan bahwa dia harus banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri dan juga keluarganya. Sadar bahwa dirinya juga tidak terlalu pintar, ia mempunyai tekad yang kuat untuk bisa menggapai mimpinya untuk berkuliah di jurusan kedokteran. Dengan hidup hanya bersama sang ibu dan adik-adiknya di rumah yang luasnya hanya sepetak, Aini tidak menyerah begitu saja akan keadaannya. Berbagai cara Aini dan keluarganya lakukan untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut.

Andrea Hirata yang tidak pernah absen untuk menambahkan sisi jenaka dari masing-masing tokoh berhasil memikat pembaca untuk merasakan alur cerita yang tidak membosankan. Di dalam novel ini, Andrea menambahkan beberapa ilustrasi untuk memperkuat isi cerita. Dengan membuat cerita-cerita pendek dengan latar belakang yang berbeda, dia berhasil mengeluarkan sisi-sisi humanisme dengan kemasan yang ringan tetapi tidak menghilangkan bobot pesan yang ingin disampaikan. Salah satu tokoh yang fenomenal adalah Aini, hingga tokoh yang sangat bersangkutan dengan Aini yaitu salah satu gurunya yang sangat berjasa dan dengan sabar mengajarkan anak-anak berlatar ekonomi rendah, Bu Desi Mal, dengan judul novel “Guru Aini”. Bu Guru Desimal lengkapnya, dimana karakter dia sangat cocok untuk dijadikan teladan. Dia berusaha mengalah kepada temannya yang sangat merasa terbebani untuk mengajar anak di pelosok, sehingga mau tidak mau Desi memantapkan hati nya untuk pergi jauh ke pelosok.

Guru Aini menjadi novel berikutnya yang sangat direkomendasi untuk dibaca selain “Laskar Pelangi” dan Orang-Orang Biasa. Mengangkat topik kemerdekaan belajar, Andrea ingin menyampaikan pesannya bahwa semua orang apapun latar belakangnya bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Selain itu, Andrea juga ingin mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan apresiasi terhadap guru dan tidak memandang rendah profesi mulia ini. Apalagi Desi yang harus menghadapi murid yang ‘spesial’ tidak seperti murid pada umumnya, sempat ingin menyerah dan putus asa. Tetapi melihat kemauan Aini yang kuat untuk bisa berkuliah di fakultas kedokteran dan mengangkat martabat keluarganya, beliau kembali semangat dalam meneruskan mimpinya. Beberapa metode digunakan dalam proses pembelajaran dan cobaan yang dihadapi juga bermacam-macam, namun harapannya lebih besar untuk bisa memajukan murid-murid sekolah nya menjadi anak yang pintar.

Bagi orang yang menyukai kisah pilu dengan penuh kesengsaraan dan perjuangan, novel-novel Andrea menjadi pilihan yang tepat untuk bisa dinikmati. Sebagaimana ciri khas dari novel-novel Andrea Hirata, perjuangan orang-orang yang tinggal jauh di pelosok dan hidup serba kekurangan adalah kisah yang paling bisa menyentuh dan memotivasi masyarakat untuk terus bisa semangat walaupun masalah yang dihadapi bertubi-tubi dan berat. Andrea selalu berhasil dengan caranya menyelipkan pesan yang dikemas dengan cerita fiktif, serta penggunaan kosakata yang sangat kaya di dalam setiap cerita juga sangat patut diapresiasi. Detail-detail kecil seperti penggunaan bahasa daerah, tempat, kebiasaan tokoh sangat membantu pembaca lebih masuk ke dalam cerita. Kritik sosial, sindiran politik juga ikut membumbui semua cerita dalam novel ini. Klimaks yang dihadirkan sangat dramatis, tetapi di penyelesaian akhir kita diberi pandangan baru akan kehidupan.

Teks oleh: Ailsa Hanifa/Pressisi 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.