Pernahkah mendengar istilah “Waktu yang salah?”, momen ketika apa yang diusahakan dan dijalani raib begitu saja karena timing yang tidak tepat. Begitu juga apa yang dialami oleh Daku dari film “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”. Film ini mengisahkan tentang tokoh Daku dan perjalanannya dalam mencari cinta sejati. Daku hanyalah seorang penulis yang sering sekali gagal menjalani hubungan yang langgeng. Hingga saat pria lain datang pada kekasihnya, Nadya, pilihan yang Nadya punya hanya menunggu atau menerima lamaran pria itu. Daku haruslah bisa memutuskan dengan tegas, sayangnya, seperti kebanyakan wanita yang sudah siap menikah, Nadya tidak lagi bisa menunggunya.
Mungkin di lain hari, hanya saja tidak dengan gadis yang dipilih oleh ibunya. Tidak juga dengan Sarah, seorang dokter muda dimana dia sudah dapat membayangkan kehidupan bersamanya. Karena lagi-lagi, saat semuanya terasa nyaris sempurna, Sarah meninggal dalam kecelakaan pesawat dan membuatnya kembali larut dalam kesedihan.
Di kemudian hari, Daku bertemu lagi dengan seorang wanita yang membuatnya jatuh hati. Tapi mungkin Daku memang orang yang sebegitu sialnya karena ternyata wanita tersebut sudah memiliki suami. Daku mulai berpikir, mungkin cinta memang tidak pernah datang tepat waktu untuknya.
Film ini diadaptasi dari novel karya Puthut EA “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” dengan memvisualisasikan narasi yang menawan dari tokoh Daku. Sebagaimana pengadaptasian novel ke film, akan terdapat beberapa perbedaan dari plot novel namun tetap membawa jiwa Aku sebagai tokoh utama dalam pengembaraannya mencari cinta sejati yang tidak sesaat. Bersama dengan K Studio dan Seven Skies Motion, kali ini Hanung Bramantyo menghadirkan kisah gejolak batin seorang penulis dalam pencarian cinta sejati hidupnya dan bagaimana “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” dapat terkoneksi dengan penontonnya dan bisa lebih dari hiburan semata.
Dengan mengusung atmosfer calm dan soft, film ini bukan hanya menghantarkan suasana romantis, namun juga kesedihan dan rasa sendu yang didukung oleh cinematic setup yang apik. Ditambah dengan scoring dan soundtrack yang tidak kalah apiknya, lengkap sudah semua elemen yang mampu menarik penonton pada perasaan kesenduan romansa yang berusaha Hanung Bramantyo hadirkan.
Dalam film garapannya kali ini, Hanung Bramantyo menggandeng beberapa aktor seperti Refal Hady sebagai Daku, Mira Filzah sebagai Sarah, Carissa Perusset sebagai Anya, dan Nadya Arina sebagai Nadya. Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu dijadwalkan akan rilis di layar lebar pada 2024 mendatang. Harapannya, film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu mampu menjadi tontonan yang fresh, memorable dan terus diingat oleh para pecinta film.
Nur Aisyah Deviyanti & Rahmi Listiana Eliza/PRESSISI 11