Keterampilan atau biasanya sering disebut bakat dan bisa juga disebut kelebihan, merupakan suatu anugerah bagi kita yang bersungguh-sungguh, banyak di luar sana yang berlomba-lomba agar bisa menguasai sesuatu kelebihan atau keterampilan tersebut, entah itu keterampilan olahraga, kesenian, maupun keterampilan komunikasi. Sama halnya dengan kita yang bergulat di salah satu keahlian yaitu di kampus seni, dan pada dasarnya setiap insan memiliki kelebihannya tersendiri seperti belajar musik sejak dini, belajar menggambar, belajar panahan, belajar berenang, belajar publicspeaking dan banyak lagi.
Dengan sedikit melandainya data covid-19 membuat saya beserta rekan saya berinisiatif untuk mengembangkan dan mengulik bakat, keterampilan atau kelebihan anak-anak di daerah Kab.Bogor khususnya di daerah terpencil agar lebih peka dengan minat bakat mereka sejak dini sehingga kedepannya mereka bisa fokus di bidang yang mereka kuasai, sasaran kamipun taman baca yang sudah terbentuk namun mengalami kekurangan tenaga pengajar sehingga saya dan rekan-rekan saya membagi tugas masing-masing untuk mengklasifikasi anak-anak berdasarkan minat mereka dan saya fokus memberikan arahan mengenai seni rupa baik dari tehniknya maupun pengetahuannya sedangkan rekan-rekan saya fokus di bidang lain entah olahraga maupun melatih publicspeaking nya. Sejauh ini anak-anak lebih gemar belajar seni di bandingkan hitungan karena pada dasarnya imajinasi mereka masih luas sehingga sayapun merasa cukup bahagia membagi ilmu saya khususnya tentang seni yang sudah dipelajari entah dari instansi maupun luar instansi. Menurut analisa saya bahwa anak cenderung menyukai pelajaran yang membuka daya pikir kreatif sehingga kedepannya anak akan tumbuh pula menjadi potensi yang kreatif pula. Sudut pandang yang ditonjolkan saat kita memberikan pengalaman atau ilmu yang mereka senangi maka di situlah titik fokus yang harus di tekuni.
Dengan demikian kami berharap di kemudian hari mereka bisa jadi generasi yang diharapkan walau di daerah terpencil sekalipun, kami bergerak atas dasar peduli sesama khususnya anak-anak di daerah sendiri agar pola pikir kami yang luas bisa tersampaikan sedikit demi sedikit terhadap anak-anak. Kegiatan ini kami lakukan saat waktu luang dan saat kuliah masih online tidak hanya sekali saja kegiatan ini berlangsung dan sudah tercatat sekitar 5 kali terhitung dari bulan Agustus awal, kegiatan ini berlangsung di tiga tempat yang sama pada satu bulan Agustus 2021 lebih tepatnya pada tanggal 8,15,22 Agustus 2021 serta dua lainnya di kampung Cisalada, pada bulan September 2021 lebih tepatnya pada tanggal 5,12 September 2021 dan masih berlangsung sampai dengan tanggal 26 September 2021, dan akan terus mencari tempat yang berbeda di setiap bulannya.
Beberapa agenda yang telah terlaksana melibatkan mahasiswa perguruan tinggi yang berlatar belakang berbeda-beda, ada dari mahasiswa kesehatan, seni, komunikasi, dan banyak lagi yang terlibat. Tugas setiap mahasiswa juga berbeda-beda sesuai latar belakang mereka dan karena saya dari Institut Seni Indonesia maka mewakilkan sebagai pendamping seni untuk anak-anak di berbagai daerah Kabupaten Bogor khususnya Bogor barat.
Selain itu kami yang mengikuti acara itu sebelumnya sudah di vaksin untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, dan kegiatan ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2021. Beberapa wawancara dengan narasumber pencetus atau pengajar dari berbagai daerah taman baca terkait pertanyaan: “Bolehkah menceritakan ulang motivasi anda menjadi salah satu pembentuk dari taman baca?”. Dan “Motivasi anda bersedia untuk menjadi tenaga pengajar walau tidak ada feedback material terhadap anda?”.
“Motivasi terbesar aku, karena aku seneng pisan berinteraksi sama anak kecil. Di masa pandemi gini anak-anak kurang minat belajarnya, malah ngak jarang jadi orang tua yang belajar. Jadi selagi aku bisa membantu pendidikan, aku lakuin. Menyinggung feedback sebenarnya dari aku pribadi ngga mau dibayar karena apa yang mereka dapatkan dari aku adalah bentuk sayang aku ke anak-anak. Dan aku ngga pernah ngarepin apapun dari masyarakat sekitar selain dukungan moral cup”. (Mega Utami 22 Agustus 2021) Sebagai salah satu pengajar sekaligus salah satu pendiri taman baca kp.susukan,Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
“Jadi berhubung adanya pandemi covid-19 melihat anak anak kecil di liburkan sekolah nya, saya berpikir bahwa ada peluang baik buat anak anak biar mereka masih bisa belajar walaupun itu tidak sama dengan apa yg di ajarkan di sekolah dan terbentuk lah taman baca tunas irama jana, itu juga gratis dan open bagi siapa aja yg mau ikutan” (Aldi Supriatna, 22 Agustus 2021)narasumber ke-2, sebagai salah satu tenaga pengajar anak-anak Kampung susukan.
Dan ada beberapa narasumber lainya yang saya kumpul berdasarkan tempat yang berbeda-beda.”Sebenrnya emang gatau tiba-tiba muncul aja gitu pemikiran kaya seru deh kalo ada taman baca disini ngeliat anak-anak jaman sekarng udah pada fokus sama gadget kan sedih gitu. Tingkat kecerdasan jadi menurun akibat itu, belum lagi pergaulan nya yang semakin kesini semakin ke arah negatif. Terus lagi corona juga jadi pembelajaran yang dikasih di sekolahnya pasti gak maksimal”. ( Inne Destianti 13 September 2021) Sebagai narasumber ke-3 di taman baca yang berada di daerah Kp.Cisalada,Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Serta wawancara dengan salah satu tenaga mengajar juga di daerah kampung Cisalada dengan pertanyaan yang sama. ‘ Sebenarnya motivasi saya mah lebih ke miris liat anak-anak yang gak lanjut sekolah, terus saya mau berbagi pengalaman selagi saya bisa dan lebih ngebentuk kepribadian yang lebih baik aja buat saya dan juga anak didik gitu. Karena uang akan selalu datang ketika kita mau usaha tapi pengalaman tidak akan didapatkan ketika kita gak mau mencobanya. Itu si prinsip saya, dan kebetulan deket sama Ineu, anak-anaknya semangatnya ngalir gitu, selagi itu positif insyaallah saya lakoni”.(Siti Padia Hijriyanta 13 September 2021) Narasumber ke-4, sebagai salah satu tenaga pengajar anak-anak Kampung Cisalada.
Dengan demikian betapa penting melatih anak sejak usia dini selain di sekolah, dan kebanyakan anak akan menyerap ilmu saat masih kecil dan budaya maupun kelebihan lainya bisa mereka serap berdasarkan apa yang mereka latih dari kecil.
Teks oleh: Yusup Maulana Ramdani/Seni Murni 19/ Presisi angkatan 9