Pandemi dan Seni: Ungkapan Rasa Diatas Kanvas

Pandemi yang tidak kunjung usai melahirkan banyak kepahitan dibeberapa waktu belakang, mulai dari kegiatan yang tertunda sampai batal terlaksanapun turut ada. Seratnya akses berpergian dan berjumpa dengan sesama membuat rasa hampa timbul  menyapa, lalu bagaimana dengan kehidupan kampus ?. Kurang lebih sudah berjalan satu setengah tahun dengan habbit  barunya, mengajar dan belajar secara daring. Meski begitu tidak memudarkan semangat mahasiswa untuk tetap berkarya, menuangkan gagasan demi gagasan untuk menciptakan mahakarya.

 

Proses membuat karya

Seperti salah satu mahasiswa dijurusan seni murni berikut ini, ia berpesan melalui karya lukisnya yang bertemakan  soal pandemi. Ia bernama Ilham Fahmi Ali mahasiswa semester 5 dari jurusan seni murni. Melukis adalah keahliannya, lukisan yang ia buat ini memiliki makna yang cukup dalam untuk menggambarkan keadaaan dan situasi saat ini. Keadaan yang sulit dan tidak kunjung usai membuatnya merenung akan hal-hal yang lebih dari sekedar keluhan belaka, pada akhirnya memunculkan ide untuk menggoreskan renungannya diatas kanvas.

 

Karya Lukis Ilham Fahmi Ali menggambarkan suasanan dan perasaannya mengenai Pandemi

Bentuk unik dalam lukisan merupakan intrepetasi visual  yang mewakilkan gagasan atau konsep yang dibawa yaitu mengenai pandemi. Ilham Fahmi mendapat inspirasi dari peristiwa awal pandemi yang mana saat itu terjadi kepanikan masal dan berkembangnya perdebatan mengenai pro-kontra hadirnya virus Covid-19 ini. Media yang takhenti-hentinya memberitakan kesedihan, penggunaan masker yang menjadi kewajiban sehari-hari, dan virus yang selalu mencekam gerak masyarakat.

Lukisan ini bermakna cukup dalam, baginya suatu musibah pasti memiliki makna dan arti, kita sebagai manusia yang bersifat sementara harus bisa mengerti apa arti dari setiap peristiwa yang terjadi. Contohnya dari pandemi ini yang mana menjadi pengingat agar kita bisa memperluas rasa kemanusiaan dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Seperti yang ia sampaikan diwawancara virtual bulan Agustus lalu.

“Air mata yang tak juga berhenti mengalir,menjadi tempat kita untuk sejenak merenung, memupuk rasa empati dan simpati, inilah saat moment dimana kita mendewasakan pola pikir kita, dari fenomena yang sedang terjadi ini,  kita bisa memetik secuil pelajaran , bahwa pandemi tidak hanya mengajarkan kita mengenai tanggung jawab terhadap diri sendiri tapi yang lebih luas yaitu rasa kemanusiaan.” (Ilham Fahmi Ali- Agustus 2021)

 

Teks oleh: Annisah Shalehat / Desain Interior 19 / Pressisi Angkatan 9

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.