
Jumat, 26 Januari 2024, BEM ISI Yogyakarta resmi mengeluarkan pernyataan pergantian Presiden Mahasiswa ISI Yogyakarta periode 2023/2024.
Pada postingan Instagram di akun resmi BEM ISI Yogyakarta, dikatakan bahwa Arya Dwi Prayetno yang merupakan Presiden Mahasiswa sebelumnya secara resmi mengundurkan diri. Keberlanjutan seluruh program BEM ISI Yogyakarta kini sepenuhnya berada di bawah pimpinan Wakil Presiden Mahasiswa sebelumnya, Wanda.
Sontak postingan tersebut menuai berbagai komentar, kebanyakan darinya menuntut kejelasan atas pengunduran diri mantan Presiden Mahasiswa sebelumnya yang dirasa mendadak.
Beberapa hari setelahnya, pada Kamis, 1 Februari 2024, BEM ISI Yogyakarta akhirnya membuat pers rilis di akun Instagram resmi mereka. Namun, bahkan dengan adanya surat pernyataan resmi yang telah ditandatangani oleh Presiden Mahasiswa juga Sekretaris Umum BEM ISI Yogyakarta, surat tersebut dinilai tidak menjawab alas an pengunduran diri mantan Presiden Mahasiswa sebelumnya.
Beberapa poin penting dari surat tersebut diantaranya bahwa Arya resmi mengajukan pengunduran diri satu hari sebelum naiknya pengumuman pergantian Presiden Mahasiswa di akun Instagram BEM ISI Yogyakarta. Pada tanggal 25 Januari pula, ia menyampaikan pengunduran dirinya kepada pengurus BEMI melalui chat WhatsApp. Di slide selanjutnya, diperlihatkan isi chat pengunduran diri Arya menyoal idealisme dan prinsip berorganisasi yang tidak lagi sejalan dengan BEMI. Dikutip dari chat tersebut, Arya mengatakan:
“Pertimbangan besar yang mengharuskan saya untuk mengundurkan diri ialah persoalan perasaan saya yang tidak bias terus saya paksakan untuk idealisme dan prinsip berorganisasi yang saya pegang. Berada di dalam lingkaran birokrasi yang saya rasa bertolak belakang dengan upaya-upaya besar visi BEMI sebagaimana saya perjuangkan sedari pencalonan ketua BEMI saat itu hingga kini terlebih adalah persoalana kademik.”
Poin kedua menjelaskan tentang pihak BEMI yang untuk saat ini masih tidak bias memberivalidasi karena yang bersangkutan tidak mau melakukan mediasi dengan pihak BEMI. Sehingga jika ingin mengetahui lebih lanjut, public diminta untuk menghubungi langsung pihak yang bersangkutan (Arya) ataupun pihak rektorat.
Poin ketiga berisi permohonan maaf atas dinonaktifkannya kolom komentar, hal tersebut dilakukan untuk meredam hal-hal yang bersifat provokatif.
Di poin selanjutnya dinyatakan bahwa Wanda, selaku Wakil Presiden Mahasiswa yang saat ini menggantikan posisi Arya masih belum bersedia diwawancarai karena sedang berkoordinasi dengan pihak internal BEM ISI Yogyakarta.
Hal ini menjelaskan alas an ketidak bersediaannya saat dimintai wawancara oleh kami. Wanda mengatakan jika pihak BEMI tidak menolak untukdiwawancara, hanya saja untuk saat ini masih belum bisa. Ia juga mengatakan agar public bias tetap menyikapi berita ini dengan bijak.
Dengan judul “Menjawab yang Bisa Dijawab”, postingan terakhir dari BEM ISI Yogyakarta hanya memberikan pernyataan bahwa BEMI sampai saat ini masih tidak bias menjawab pertanyaan apapun yang publik ajukan. Kini, seakan semuanya kian menyudutkan Arya, sang mantan Presiden Mahasiswa BEM ISI Yogyakarta yang seakan ditelan tanah pertiwi dan terasa nyaris tidak akan muncul kepermukaan untuk sekadar menjelaskan. Publik kian penasaran, tapi isu ini tidak seharusnya ikut tertelan.
Penulis: Rahmi Listiana Eliza (PRESSISI 11)