Resital tahunan yang bertajuk Le Nostre Voci sukses diselenggarakan oleh Vocalista Harmonic Choir pada hari Sabtu, 14 Maret 2020. Resital tersebut bertempat di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Vocalista Harmonic Choir sendiri adalah sebuah nama dari kelompok Paduan Suara Mahasiswa (PSM) yang juga merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di ISI Yogyakarta. Pada
Tagestetika
Alphabet Moles: Relasi Molekul, Ingatan, Hingga Lingkungan dalam Art Bali 2019
Persoalan mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya kian hari kian marak diperbincangkan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri wacana mengenai lingkungan hidup telah diangkat oleh berbagai kalangan yang bekerja secara kolektif maupun perorangan, demi memperjuangkan keberlanjutan alam tempat kita hidup bersama. Dalam dunia seni khususnya skema seni Indonesia, terdapat tokoh-tokoh yang
Kembali Beradaptasi, Menarik, Tapi …
Program Studi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali mengadakan pemutaran film Tugas Akhir (TA) bertajuk Kembali Beradaptasi pada Senin, 30 Desember 2019. Berbeda dari screening TA 2019 lainnya yang biasa menempati ruang Audio Visual (di Dekanat FSMR) Kampus ISI, pemutaran kali ini bertempat di Cinepolis Lippo Plaza Yogyakarta. Kembali Beradaptasi menjadi kali
Kucumbu Tubuh Indahku : Durja Topeng Perempuan Para Lengger Lanang
Setiap manusia menyimpan ingatan masa lalu yang terlukiskan dalam tubuhnya. Mereka hanya bisa mengalah dan menerima atas segala kejadian yang pernah dilalui. Sutradara Garin Nugroho mengangkat pengisahan tentang tubuh manusia tersebut melalui cerita hidup seorang penari lengger lanang dalam film berjudul Kucumbu Tubuh Indahku : Memories of My Body. Film yang menyabet duabelas penghargaan dalam
Kenyamanan ‘Semut’ dalam Kemapanan Oportunis
Menjelang akhir tahun, sebuah Pameran Tunggal Karya Seni Rupa beratmosfer kritis diselenggarakan di Greenhost Boutique Hotel. Sebagai penutup tahun 2018 sekaligus menyambut tahun 2019, Iqro Akhmad Ibrahim bermaksud menghadirkan serangkaian clue untuk memantik rasa penasaran setiap pengunjung pameran agar mempertanyakan kembali segala sesuatu di lingkungan masing-masing. Lewat karya-karyanya di pameran tunggal ini, Iqro membawakan tema
“Bara Lapar Jadikan Palu” : Genap Berusia 20 Tahun, Taring Padi Kembali ke Kampus
Dalam sejarah suatu komunitas yang terbentuk secara komunal, sebuah embrio tumbuh karena kondisi sosial yang semakin memburuk akibat dari akumulasi kekecewaan dan perlawanan terhadap rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang kedua, yaitu Soeharto. Kala itu permulaan Orde Baru meletuskan angka-angka pertumbuhan makroekonomi yang sangat mengesankan. Namun, kebijakan-kebijakan tersebut menyebabkan ketidakpuasan pada masyarakat
Merangkum Dua Wujud ‘Suara’ oleh Anak-Anak Sang Penyair
Bagi seorang Fitri Nganathi Wani, karya sastra, tulisan yang tak ada suaranya,hanya berwujud huruf dan kata-kata adalah sesuatu yang sangat memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang. “Dari situ saya semakin meyakini bahwa hilangnya bapak saya karena dia menulis tentang kebenaran.” Tutur Wani. Selasa (25/9) berlangsung acara peluncuran buku puisi “Kau Berhasil
Konflik Sosial dan Perspektif Wanita Paruh Baya
Bambang Sugiharto (seorang Guru Besar Estetika, mengajar di Universitas Parahyangan, ITB, dan UNNES), dalam pengantarnya di buku Krisis dan Paradoks: Film Indonesia karya Garin Nugroho dan Dyna Herlina S. mengemukakan bahwa film merupakan bentuk seni yang paling “menyerupai” gerak kehidupan itu sendiri. Ia hadir bagai sepotong kehidupan yang diambil dan ditayangkan di layar. Terlepas dari
Salatiga Coret, Menggambar Tiada Henti
Lebaran Seni 2018 telah dimulai. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, ada banyak sekali pameran seni yang digelar secara paralel. Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian penikmat seni kontemporer. Pada Minggu (6/5), pameran seni rupa bertajuk Nggambar Rabarbar dibuka di Sesama Art Space. Pameran ini menampilkan karya-karya seniman muda asal Salatiga, antara lain; Andryan Ade, Bio Andaru, Dimas
Dialog Dua Anak Haram: Proyeksi Penulis dan Perupa Dalam Industri Kreatif Indonesia
Ketika industri kreatif Indonesia semakin maju, relevankah bila kita menganggap pekerja seni sebagai profesi yang dianak tirikan? Pada minggu ke-3 di bulan April 2018, Penerbit Ombak menginisiasi Dialog Dua Anak Haram. Acara ini cukup diseriusi publik, terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang pada malam pembukaannya. Dialog Dua Anak Haram adalah pameran seni rupa. Pameran ini