Pameran internasional “Recovery: Art for A Better Life” dibuka secara resmi oleh Rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. M Agus Burhan, M.Sn. pada 30 Mei 2022 di Gedung Sasana Ajiyasa Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Internasional Creative Art Exhibition ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Dies Natalis ke-38 ISI Yogyakarta dari Fakultas Seni Rupa ISI
Tagkarya
Pameran (Finding Horizon) “Perahu Sudah Berlayar, Dermaga Sudah Kita Bakar”
Dalam suasana serba keterbatasan pada masa pandemi Covid-19 masih melanda dunia secara global, karya seni menjadi harapan bagi manusia untuk tetap berani mengatakan “ya” pada kehidupan dan menjadi manusia “waras” melalui fungsi therapeutic-nya. Pameran “Finding Horizon” adalah salah satu “perahu” yang berlayar dari para seniman muda dalam samudera kesenimanannya. Pameran “Finding Horizon” diselenggarakan oleh seluruh
WARNING! Books Siap Gelar Acara Bingung, Rayakan Rilis Buku Antologi Lirik Iksan Skuter
Yogyakarta, Jumat (14/2), WARNING! Books bekerja sama dengan Huhum Art Organizer dan Katalika Project siap menggelar acara bertajuk Bingung. Ini adalah perayaan rilis buku dengan judul yang sama, “Bingung” yang merupakan buku antologi lirik milik musisi asal Malang, Iksan Skuter. Acara ini bakal digelar bertempat di IFI-LIP Yogyakarta, mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB. Acara
Eksplikasi Atas Kembali Beradaptasi
Wawancara dengan Erwin Prasetya Kurniawan. Mahasiswa Film dan Televisi angkatan 2015. Ketua Sreeening Tugas Akhir (TA) ”Kembali Beradaptasi”, terkait rancu manajemen kursi penonton. Dalam screening ini, ada beberapa pihak dalam antrean panjang penonton yang tidak kebagian tiket. Apa ada statement yang ingin disampaikan mengenai hal tersebut ? Salah satu kenapa tiket
Konflik Ruang Hidup dan Kesalahpahaman dalam Ekosistem Plural Manusia-Alam
Kesalahpahaman dalam hidup bersosial, beraktivitas, maupun berkegiatan dapat dengan mudah menimbulkan beragam akibat. Akibat-akibat tersebut pun secara tidak langsung turut dipengaruhi oleh faktor-faktor komunikasi. Salah satu akibatnya adalah konflik-konflik tak berkesudahan, baik antarmanusia maupun manusia dan alam (termasuk hewan dan tumbuhan). Di antara konflik-konflik tersebut, ada pula sejumlah film dengan persoalan kesalahpahaman yang berbeda-beda, tapi
Kenyamanan ‘Semut’ dalam Kemapanan Oportunis
Menjelang akhir tahun, sebuah Pameran Tunggal Karya Seni Rupa beratmosfer kritis diselenggarakan di Greenhost Boutique Hotel. Sebagai penutup tahun 2018 sekaligus menyambut tahun 2019, Iqro Akhmad Ibrahim bermaksud menghadirkan serangkaian clue untuk memantik rasa penasaran setiap pengunjung pameran agar mempertanyakan kembali segala sesuatu di lingkungan masing-masing. Lewat karya-karyanya di pameran tunggal ini, Iqro membawakan tema
“Bara Lapar Jadikan Palu” : Genap Berusia 20 Tahun, Taring Padi Kembali ke Kampus
Dalam sejarah suatu komunitas yang terbentuk secara komunal, sebuah embrio tumbuh karena kondisi sosial yang semakin memburuk akibat dari akumulasi kekecewaan dan perlawanan terhadap rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang kedua, yaitu Soeharto. Kala itu permulaan Orde Baru meletuskan angka-angka pertumbuhan makroekonomi yang sangat mengesankan. Namun, kebijakan-kebijakan tersebut menyebabkan ketidakpuasan pada masyarakat
Merangkum Dua Wujud ‘Suara’ oleh Anak-Anak Sang Penyair
Bagi seorang Fitri Nganathi Wani, karya sastra, tulisan yang tak ada suaranya,hanya berwujud huruf dan kata-kata adalah sesuatu yang sangat memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang. “Dari situ saya semakin meyakini bahwa hilangnya bapak saya karena dia menulis tentang kebenaran.” Tutur Wani. Selasa (25/9) berlangsung acara peluncuran buku puisi “Kau Berhasil
Seni Kanggo Sedulur Lombok: Acara Kemanusiaan Berbalut Seni
Seni Kanggo Sedulur Lombok menjadi hiburan sekaligus panggung solidaritas dengan menitikberatkan pada pengaruh signifikan acara-acara seni (pementasan teater, drama, atau tari; pertunjukan musik; penayangan film; pantomim; orasi-orasi sastra; maupun pelbagai bentuk seni lain) yang selalu memiliki fungsi ganda. Sebagai bentuk tanggung jawab atas kehadirannya, para pelaku seni, budayawan, dan akademisi di DI Yogyakarta bekerja sama
Belajar Cinta Lingkungan dari Octagon Syndrome
Pertunjukan dilakukan pada kondisi tidak nyaman dan lesehan. Mohon menyesuaikan. Kalimat tersebut bukan sekadar peringatan remeh. Pasalnya, selama pertunjukan penonton akan duduk di lantai yang dipenuhi beragam botol bekas dan bungkus plastik lainnya. Area pertunjukan pun disekat dengan bubble wrap yang panjang dan lebar. Selain ranjang dan pernak-perniknya, seluruh properti panggung juga dibuat dari sampah