Musik telah dikenal masyarakat secara luas dari berbagai macam kalangan. Apakah mungkin ada orang yang tidak menyukai musik? Mungkin ada saja ya, akan tetapi hampir semua orang menyukai dan mendengarkan musik sesuai selera dan keinginan masing-masing. Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk musikal. Tubuh manusia sendiri terdiri dari organ-organ yang beraktivitas dan melakukan fungsinya secara ritmis. Gelombang otak dan detak jantung manusia melakukan fungsinya secara ritmis. Tanpa kita sadari, saat kita berbicara pun memiliki melodi. Hal ini merupakan salah satu efek musik dalam kehidupan manusia, seperti konsep ritmis yang ada di dalam tubuh ini dapat digunakan untuk menolong orang. Musik dapat membantu perkembangan neurologis seseorang. Menurut penelitian, Corpus callosum memiliki jaringan yang lebih banyak saat bermain musik. Hal ini mengakibatkan orang yang bisa bermain musik memiliki memori dan daya ingat yang tinggi serta kemampuan problem solving yang baik. Musik juga dapat digunakan untuk menenangkan pikiran dan menstimulasi otak yang nantinya dapat diterapkan dalam penggunaan musik sebagai metode terapi.
Penggunaan musik sebagai media terapi telah dilakukan melalui proses sejarah dan perkembangan yang cukup lama. Sejarah musik terapi dibagi menjadi dua zaman, yaitu pada zaman kuno dan zaman modern. Pada zaman kuno, musik terapi dipakai oleh bangsa Mesir, Yunani, dan Romawi. Pada saat itu musik digunakan untuk menyembuhkan penyakit, seperti gangguan mental dan kejiwaan. Sementara itu, penerapan musik terapi pada zaman modern dimulai setelah Perang Dunia II, ketika para musisi berinisiatif mengunjungi rumah sakit untuk tampil bagi para prajurit perang yang sedang sakit. Hasilnya, para prajurit tersebut tampak membaik secara fisik maupun emosional setelah menerima terapi musik dari para musisi tersebut.
Salah satu manfaat terapi musik adalah untuk mendorong kecerdasan. Terapi musik memiliki beragam metode, di antaranya adalah dengan mendengarkan musik yang disukai. Mendengarkan musik dapat menstimulus otak dan syaraf untuk kecerdasan dan daya pikir. Jenis musik yang sangat direkomendasikan untuk menstimulus kecerdasan, yaitu musik-musik klasik. Sebagai contoh yaitu karya-karya besar Wolfgang Amadeus Mozart. Selain itu karya- karya Debussy, Schumann, dan komponis-komponis musik klasik lainnya. Musik klasik sangat direkomendasikan untuk menstimulus kecerdasan dikarenakan memiliki pola ritme dan harmoni yang teratur. Meski bersifat temporer, namun ini terbukti dalam mendukung proses belajar. Bandingkan dengan musik jazz yang memiliki banyak ritmis yang kurang teratur, kurang direkomendasikan untuk menstimulus otak. Musik jazz sangat baik digunakan sebagai alternatif sarana musik untuk menenangkan pikiran.
Dengan mendengarkan musik yang disukai, anak akan lebih merespon musik. Hal ini terjadi karena anak memproses musik secara utuh, tanpa terkotak-kotak, dan terkesan lebih pure. Seperti contoh kalau musik yang didengarkan memiliki tema senang atau bahagia, maka anak akan ikut menari. Selain itu, anak menganggap musik sebagai bounding atau ikatan pertama mereka. Hal ini akan mempengaruhi mood mereka nantinya setelah mendengarkan musik. Lirik lagu dalam musik merupakan hal yang paling cepat diserap oleh otak anak. Maka dari itu, perlunya penerapan kehidupan musikal yang baik pada anak, yaitu dengan cara banyak bernyanyi bersama anak. Nyanyilah lagu yang bersifat edukatif dan pilihlah lirik yang baik dan tepat. Hal ini dapat membantu perkembangan anak melalui terapi mendengarkan musik dengan pilihan lirik atau syair lagu yang tepat.
Teks: Kania Dharmawan/Anggota Pressisi Angkatan 9