Memperingati Hari Kelahiran Rasulullah Sambil Bersilaturahmi di Masjid Kampus

Keluarga Mahasiswa Islam (KMI) ISI Yogyakarta kembali menyelenggarakan acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Rabu (27/9) pukul 19.00 WIB. Acara yang digelar setiap tahunnya ini dapat dihadiri oleh mahasiswa ISI Yogyakarta dan terbuka untuk umum. Mayoritas mahasiswa yang hadir pada acara tersebut bertujuan untuk memenuhi presensi mata kuliah Agama Islam, namun tidak sedikit pula yang datang dengan niat memeriahkan malam Maulid di Masjid Al-Muhtar, ISI Yogyakarta.

Antusiasme mahasiswa saat melakukan registrasi sebelum acara dimulai

Acara dibuka oleh pewara yang disusul dengan pembacaan Tilawatil Quran oleh anggota KMI ISI Yogyakarta, Dara Ayu Putri Pertiwi. Sambutan juga dihaturkan oleh Ulil Abshor selaku ketua pelaksana acara dan Indra Gunawan S.St selaku ketua Takmir. Adapun sambutan dari Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, S.Sn., M.Sn., berpesan bahwa, “Mudah-mudahan teladan dari Rasulullah SAW selalu hidup di dalam hati kita dan menjadi makna tersendiri serta menjadi penyelamat kita dalam menghadapi kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti”.

Tajuk yang diusung pada tahun ini adalah Sholawat Kepada Nabi, Perkuat Silaturahmi yang disampaikan oleh KH. Drs. Henry Sutopo sebagai khotib. Pada ceramahnya disampaikan poin-poin utama dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau menekankan bahwa iman kepada Rasulullah merupakan suatu keutamaan bagi umat Islam. “Iman kepada Nabi adalah lahir batin mengikuti dan mengamalkan semua yang dibawa Rasulullah SAW,” ujar beliau. Islam mengutamakan ketertiban, seperti yang disampaikan pada malam kemarin bahwa setiap kehidupan umat Islam harus mengikuti tata cara dan tahapan yang telah ditetapkan. 

Dalam pengamalannya hukum Islam sangat mengutamakan pertimbangan adat lokal setiap umat dengan cara menyesuaikan kondisi. Contoh yang sering ditemui adalah pada saat membayar zakat fitrah, dahulu Rasulullah membayarnya menggunakan buah kurma, sedangkan di Indonesia menggunakan beras. Beliau juga menyampaikan bahwa hukum Islam dapat menyesuaikan kondisi setiap umat, contohnya saat membaca Alquran biasanya semakin panjang yang dibaca akan semakin baik, namun saat pemberangkatan jenazah sebaiknya Alquran dibaca secara singkat. Dengan sedikit guyonan beliau mengatakan, “Yang meninggal kiyai hapal Quran, acara pemberangkatan jenazahnya dibacakan sampai tiga juz. Yang pegel bukan hanya yang memikul keranda, jenazahnya juga ikut pegel”.

Selain penyampaian ceramah oleh khotib, acara juga diselingi hiburan berupa marawis yang menyajikan lagu-lagu dan syair-syair yang mengagungkan Baginda Rasulullah SAW. Acara diakhiri dengan membaca doa bersama oleh Dr. M. Kholid Arif Rozaq, S.Hut., M.M. Sebelum hadirin dibubarkan panitia juga mengadakan sesi kuis singkat berhadiah untuk mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan tentang biografi Nabi Muhammad SAW.

Suasana di dalam Masjid Al-Muhtar, ISI Yogyakarta dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H

Teks oleh: Maulida Fatiha Azzahra (PRESSISI 11)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.