Merayakan Vitalitas Seni Kontemporer Dalam Tiga Pameran Seni Rupa Kontemporer

Srisasanti Syndicate yaitu Srisasanti Gallery, Kohesi Initiatives, dan STEM Projects akan menggelar tiga pameran seni rupa kontemporer di Galeri R.J. Katamsi ,Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai bentuk komitmen mereka untuk mendukung ekosistem seni rupa Indonesia. Pameran baru akan dibuka pada 7 Juli pada pukul 17.00 dan dibuka untuk publik dari tanggal 8 Juli hingga 13 Agustus 2023.

Srisasanti Gallery merupakan galeri seni yang didirikan pada tahun 1994 oleh E. St. Eddy Prakoso dengan tujuan utama untuk menginisiasi apresiasi global bagi seniman Indonesia. Srisasanti Gallery mempersembahkan Sub-Values, yang merupakan pameran bersama 36 seniman dari berbagai generasi dan latar belakang diantaranya; Abenk Alter, Addy Debil, Agus TBR, Andre Yoga,Awang Behartawan, Bestrizal Besta, Bob Yudhita Agung,Dicky Takndare, Dipo Andy, Edi Sunaryo, Entang Wiharso, Fandi Angga Saputra, Franziska Fennert, Gede MahendraYasa, Guntur Timur, Harishazka Fauzan, Heri Dono, Hojatul Islam, I Made Djirna, I Nyoman Erawan, I Putu Wirantawan, Ida Bagus Putu Purwa, Iqi Qoror, Ivan Sagita, Iwan Yusuf, Jumaldi Alfi, Laksamana Ryo, Liffi Wongso, M Alfariz, M Ridwan, Nurrachmat Widyasena, Oky Rey Montha, Rangga Aputra, Rizka Azizah Hayati, Suroso Isur, dan Tempa.

Sub-Values dapat dimaknai sebagai penjelajahan dari setiap seniman dalam pameran ini, yang masing-masing menghadirkan nilai yang berlapis, baik dalam bentuk pencapaian atau konteks yang penting untuk disampaikan. Presentasi pameran ini dibagi dalam beberapa bagian menurut kecenderungan visualnya, yang setiap bagian menunjukkan Sub-Values, antara lain Figuratif, Non-representasional/Abstrak, Pop-Surealistik, Bentang Alam, dan Surealistik. Dari beberapa seniman yang ikut serta dalam pameran Sub-Values ini salah satunya adalah Heri Dono dengan karya terbarunya berjudul Strawberry Generation.

Heri Dono,Strawberry Generation,2023,Acrylic On Canvas, 200 x 150 cm

Pameran kedua adalah Intermission yang dipersembahkan oleh Kohesi Initiatives, galeri seni rupa kontemporer yang berbasis di Indonesia. Galeri ini berkomitmen untuk mendukung dan menghadirkan karir senimannya dan karya mereka dalam beragam media dan genre, sekaligus mendorong eksplorasi praktik mereka dalam interpretasi konseptual dan kontekstual dengan pertimbangan estetika yang seimbang.

Bersama 16 seniman kontemporer Indonesia saat ini dengan total 53 karya berbagai medium. Beberapa seniman yang ikut serta dalam pameran ini adalah Agugn, Anastasia Astika, Andy Dewantoro, Angki Purbandono, Dede Cipon, Enka Komariah, Gabriel Aries, Ipeh Nur, Meliantha Muliawan, Patriot Mukmin, Suvi Wahyudianto, Timoteus Anggawan Kusno, Wimo Ambala Bayang, Wisnu Auri, Yosefa Aulia, dan Yudha Kusuma Putera.

Kata “intermission” dapat diartikan sebagai keadaan waktu yang bersifat sementara seperti jeda, sela waktu, terpisah antara sebelum dan sesudah, yang kemudian ditanggapi oleh setiap seniman dan karya dalam pameran ini dengan cara mereka masing-masing. Seperti Karya Meliantha Muliawan (Mini Beast #2, 2023) dan Yosefa Aulia (Akar, 2023) menawarkan cara pandang lain atas hal-hal yang kerap dilewatkan. Di sisi lain, kondisi ambang sebagai hantu, kejanggalan, kekosongan dalam cerita, ingatan dan sejarah adalah benang merah di antara karya Enka Komariah (Aku Membunuh Malaikat Pencatat Amal Buruk, Atid Namanya, 2023), Timoteus Anggawan Kusno (Cracks on Pavement dan Wildfire, 2019), dan Yudha Kusuma Putera (seri karya Potret Batu-Batu, 2022).

Yudha Kusuma Putera, Potret Batu Batu: Sepasang Turmali, 2022,
Digital print on fineart paper on wood frame, 50 x 75 cm(Ed ½)

Kaitan antara seni dan jeda bukan semata hubungan sebab dan akibat terlepas dari bentuk yang dipilih, berbasis proses,objek, atau keduanya. Seni dapat semakin berkembang dengan adanya jeda di antara upaya menyambunghidup atau menjadi cara untuk menciptakan jeda.

STEM Projectsadalah pameran ketiga yang didirikan dengan tujuan utama untuk menemukan dan membimbing seniman yang berada dalam tahap awal karirnya dan belum direpresentasikan. Mempersembahkan sowww sebagai pameran bersama 19 seniman muda Indonesia saat ini. Sowww sebagai judul pameran merupakan gabungan dari dua kata kerja dan benda dalam Bahasa Inggris: “sow”(menabur) dan “www” (World Wide Web—sebuah bagian dari Internet yang mewakili ruang informasi), dimana masing-masing mewakili tujuan utama dan katalis yang mendukungkeberadaan pameran ini. Menampilkan karya-karya dari seniman muda antara lain; Anjastama HP, Azizi Al Majid, Bebe Wahyu, Bernandi Desanda, Detu Wisesa, Hudan Seltan, I Made Dabi Arnasa, I Wayan Sarcita Yasa, Juju Sant, Lemuel E. Saputra, Oggz, Palito Perak, Puri Fidhini, Revaleka, Rifkki Arrofik, Salsabila Yasmin, Salvius Alvin, Satria Nugraha, dan Sicovecas. Menariknya dari pameran ini adalah Mayoritas seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini “bertemu” dengan STEM Projects secara digital melalui internet, di mana sebagian besar dari mereka belum pernah berkolaborasi dengan STEM Projects sebelumnya. Sowww menghadirkan karya dengan beragam tema, isu, dan teknik, pameran sebagai upaya menjadi platform bagi para seniman partisipan untuk terhubung dengan audiens yang baru.

I Made Dabi Arnasa, Simulasi Alam Liar II, 2023,
Acrylic On Canvas, 70 x 120 cm

Teks oleh : Ailsa Hanifa dan Nurul A’mal Mustaqimah/Pressisi 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.