Resital tahunan yang bertajuk Le Nostre Voci sukses diselenggarakan oleh Vocalista Harmonic Choir pada hari Sabtu, 14 Maret 2020. Resital tersebut bertempat di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Vocalista Harmonic Choir sendiri adalah sebuah nama dari kelompok Paduan Suara Mahasiswa (PSM) yang juga merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di ISI Yogyakarta. Pada sambutannya, ketua acara resital, Anastasya Wilma Lilipory menuturkan tajuk Le Nostre Voci diambil dari bahasa Italia yang berarti “Suara Kami”. Judul ini dipilih karena memiliki makna yang sesuai dengan usaha para anggota baru PSM Vocalista Harmonic dalam kesunggguhannya untuk berproses. Pada resital kali ini, PSM Vocalista Harmonic menyuguhkan beberapa penampilan dengan format solo dan ansambel yang membawakan karya-karya dari Antique Aria dan Musik Madrigal. Penampilan dibawakan oleh para anggota baru yang tak hanya terdiri dari mahasiswa jurusan vokal, namun juga dari jurusan instrumen lain, dan bahkan dari jurusan non-musik.
Cahya Simphoni Fabiola, adalah salah satu anggota PSM Vocalista Harmonic yang bukan dari jurusan vokal. Ia merupakan mahasiswa dari program studi pendidikan musik yang mengambil pilihan instrumen flute. “Rasanya bener-bener grogi dan malu karena ditonton banyak orang. Takut salah juga waktu nyanyi, pokoknya bener-bener deg-degan,” ujar Cahya yang baru pertama kali tampil dalam format solo vokal klasik. Cahya juga menjelaskan proses latihan yang berlangsung selama satu bulan. Menurutnya, ia masih memiliki kesulitan dalam hal teknik dan mempertahankan wilayah suara, terlebih saat menyanyikan nada dengan interval yang cukup jauh. Hal itu wajar karena ia belum terbiasa untuk bernyanyi klasik. Selain itu, ia juga harus mengeluarkan tenaga ekstra saat bernyanyi di gedung Concert Hall ISI Yogyakarta. Disisi lain, Cahya mengaku bahwa jadwal latihannya sangat fleksibel dan ia tidak merasa tertekan selama latihan karena mendapatkan mentor yang sesuai.
Penyelenggaraan resital tersebut mempunyai persiapan yang cukup matang. Dari segi dekorasi, mereka menyulap panggung konser menjadi seperti istana di atas awan. Disana terdapat properti istana beserta pilar-pilarnya, properti awan yang ditata rapi di area panggung, serta latar belakang gambar awan putih di langit. Tak hanya itu, mereka juga menambahkan lampu-lampu kecil berwarna kuning yang menambah keindahan pemandangan di atas panggung. Selain dekorasi, ditampilkan juga beberapa alur cerita dan adegan drama di setiap pergantian lagu. Para penyanyi di atas panggung melakukan adegan drama dengan suara dubbing, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan suara saat berdialog. Meskipun ada sedikit yang masih terlihat kaku, namun ada juga yang menghayati perannya dengan cukup baik.
Resital ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama dibuka oleh penampilan solo dari Alfurqony Feby yang menyanyikan lagu Gia Il Sole Dal Gange karya Domenico Scarlatti. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan ansambel vokal oleh Gita Amalia, Reni Kristina, Siti Nur Qori’ah, Rahul Siboro, Berryl Manuel, dan Handy Kwong yang menyanyikan Amor Vittorioso karya Giovanni Giacomo Gastoldi. Lagu yang mereka nyanyikan sangat memanjakan telinga penonton karena dibawakan dengan bersih serta pembagian setiap suara yang cukup baik. Lagu selanjutnya merupakan karya Wolfgang Amadeus Mozart yang berjudul Voi Che Sapete yang dinyanyikan oleh Cahya Simphoni Fabiola dengan suaranya yang lembut dan indah meskipun ia bukan mahasiswa jurusan vokal.
Setelah itu, kembali lagi pada format ansambel vokal yang kali ini dibawakan oleh Mira Christina Hutabarat, Andrea Jennifer, Pooja M. Saing, Gian Geovani Pailo, Hanif I. Rabbani, Josia Charisto, serta Ulrich Julio Mado Sogen yang menyanyikan Aun Giro Sol karya Claudio Monteverdi. Dilihat dari ekspresi gerak tubuh mereka, terlihat para penampil begitu menghayati lagu yang dimainkan. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan tiga penampil dengan format solo, yaitu Josephine Aurelia yang menyanyikan Amarilli Mia Bella karya Giulio Caccini, Mira Christina Hutabarat yang menyanyikan Caro Mio Ben karya Tommaso Giordani, dan yang terakhir adalah Yuli yang menyanyikan Sebben, Crudele karya Antonio Caldara. Seusai sesi satu, para penonton dipersilahkan untuk beristirahat selama 10-15 menit sebelum akhirnya konser kembali dilanjutkan pada sesi yang kedua.
Foto : @Bona_Tobing
Sesi kedua dibuka dengan penampilan solo oleh Berryl Carlos Manuel yang menyanyikan Pieta Signore karya Louis Signore. Kemudian dilanjutkan dengan format ansambel yang membawakan karya dari Jacques Arcadelt yang berjudul Il Bianco El Dolce Cigno dan dibawakan oleh Nova Oktavia, Valya S, M. Subakti, Ambrosius Danus, dan Alfurqony Feby. Kemudian penampilan selanjutnya, merupakan penampilan solo dengan penghayatan yang sangat dalam oleh Josia Manuel Charisto yang membawakan lagu berjudul Nina karya Giovanni Battista Pergoleso. Kemudian dilanjutkan oleh penampilan solo oleh Gian Giovanni Pailo yang membawakan karya dari Giacomo Carissimi yang berjudul Vittoria, Mio Core. Hingga akhirnya, penampilan solo terakhir dibawakan oleh Petrus Canisius Attalivian yang membawakan karya dari Giuseppe Verdi yang berjudul Come Dal Ciel Precipita. Sebagai penutup acara, PSM Vocalista Harmonic menampilkan penampilan pamungkas pada resital tersebut dengan format paduan suara. Mereka membawakan sebuah karya dari Luca Marenzio berjudul Vezzosi Augelli dengan baik.
Secara keseluruhan, konser tersebut sangat memuaskan para penonton. Meskipun para penampil masih merupakan anggota baru, namun penampilannya bisa dinikmati dengan baik. Resital tersebut tidak hanya menghibur untuk para penonton yang hadir, namun juga menambah wawasan baru bagi mereka yang masih awam dengan musik klasik vokal. Diharapkan, PSM Vocalista Harmonic akan terus berkembang menjadi lebih baik dan tetap mengadakan konser ataupun resital yang berkualitas.
Teks : Aqilah Mumtaza / Anggota Magang